Selamat datang di Anak Rejang. Semoga blog kecil dan sederhana ini mendatangkan manfaat untuk kita semua. Jangan segan untuk kembali. Salam kenal.

Selasa, 20 Desember 2011

Cerita Orang-Orang Pandir


TIGA ORANG SOK PINTAR

Dahulu Di sebuah desa yang kecil ada empat orang bersahabat. Mereka adalah, Ramu, Shamu, Kalu dan Lalu. Mereka semua adalah orang terpelajar, kecuali Lalu, ia memang tidak sepandai kawan-kawannya karena tak punya waktu dan kesempatan belajar seperti ketiga kawannya.
Pada suatu hari keempat sahabat itu duduk bersama. Ramu berkata, “kawan, marilah kita mengembara.”
“Ya,” kata Shamu. “Kita telah menghabiskan waktu beberapa tahun menimba ilmu, saatnya kita mencari pengalaman dan keberuntungan kita di daerah lain.”
Kalu berkata. “Kita bertiga adalah orang-orang terpelajar, tapi bagaimana dengan Lalu? Apakah kita tinggalkan saja dia di desa?”
“Tidak!”Sahut Lalu, “Kalian harus membawaku serta, sebab selama ini kita bersahabat.”
Kemudian keempat sekawan itu mengemasi barang-barang bawaannya dan bersiap-siap untuk melakukan perjalanan jauh.
Setelah berjalan beberapa lama, mereka memasuki sebuah hutan yang lebat.
“Lihat,” teriak Ramu, “Apa yang berserakan di tanah itu?”. “Itu tumpukan tulangtulang,” kata Shamu.
“Ini kesempatanbaik bagi kita untuk melihat seberapa jauh keahlian kita,” kata Kalu.
“Jangan, jangan!” Teriak Lalu, “mari kita amati dulu, tulang binatang apa itu.”
“Kamu diam sajalah Lalu,” kata Ramu, “KAmu tak tahu apa-apa. Aku tahu bagaimana menyusun tulang-tulang ini.”
“Aku tahu bagaimana menempatkan kulit, otot dan organ-organ lainnya bersama-sama,” kata Shamu.
“Dan aku tahu bagaimana menghidupkan binatang ini!” Kata Kalu bersemangat.
“Jangan! Jangan!” Teriak Lalu gemetar karena takut. “Tulang-tulang ini adalah tulang seekor singa. Aku merasa sangat takut.”
“Ha! Ha!” Tiga sekawan itu tertawa.
“Betapa bodohnya dia! Dia juga sangat penakut.”
Ramu kemudian mulai mengucapkan beberapa mantra dan dengan ajaib semua tulang dari singa mati itu tersusun kembali. Kemudian, Shamu dengan kemahirannya memberinya kulit, otot dan organ-organ lain dari singa itu bersama-sama.
“Hentikan!” Teriak Lalu, “kalian telah bertindak terlalu jauh. Jangan hidupkan singa mati itu. Ia pasti akan melahap kita semua.”
“Kamu bukan hanya bodoh tetapi juga iri dengan pengetahuan kami. Diam sajalah dan saksikan saja,” kata ketiga kawanan itu dengan marah.
Sementara kalu mengucapkan mantra-mantra, Lalu cepat-cepat memanjat sebatang pohon dan duduk di sana dengan penuh ketakutan.
Auman singa tiba-tiba memecahkan keheningan hutan rimba tersebut. Singa yang buas telah hidup kembali.
“Tolong! Tolong!” Teriak ketiga kawanan tersebut. Singa kelaparan itu menubruk mereka dan secepatnya memangsanya dan masuk kembali ke dalam hutan.
Lalu turun dari pohon dan menyaksikan sisa-sisa tubuh teman-temannya dengan sedih. “Kawan-kawanku yang cerdik merasa mengetahui segalanya. Mereka kehilangan nyawa, karena mereka kurang pengetahuan umum.” 


Setelah membaca cerita di atas, apa yang bisa kita petik? Renungkan dan hayatilah. Sesungguhnya ilmu yang kita peroleh bukanlah untuk kita pamerkan apalagi menjadikan kita sebagai manusia yang sombong. Sukurilah ilmu yang dimiliki dan berbagilah.


Artikel Terkait:

0 komentar:

:nangis :rate :lebay :hoax :nyimak :hotnews :gotkp :wow :pertamax :lapar :santai :malu :ngintip :newyear

Posting Komentar

Terimakasih untuk pesan dan komentar yang Anda tinggalkan pada blog ini. Pesan dan komentar Anda sangat berharga dan sangat penting untuk bahan pemikiran saya.